dananet.id - Mengatur keuangan rumah tangga adalah keterampilan penting yang sering kali diabaikan, padahal pengaruhnya sangat besar terhadap stabilitas hidup sehari-hari. Salah satu cara paling efektif untuk menjaga kestabilan finansial adalah dengan membuat Anggaran Bulanan yang terukur, terstruktur, dan sesuai dengan kebutuhan nyata. Sayangnya, masih banyak keluarga muda yang kesulitan mengatur pengeluaran, terutama karena kurangnya kebiasaan mencatat dan disiplin dalam menjalankan perencanaan keuangan.
![]() |
| Strategi Cerdas Menyusun Anggaran Bulanan untuk Keluarga Muda |
Mengapa Anggaran Bulanan Sangat Penting?
Banyak keluarga muda sering merasa gaji bulanan cepat habis bahkan sebelum
akhir bulan. Kondisi ini biasanya bukan karena penghasilan yang kecil semata,
melainkan karena tidak adanya perencanaan yang jelas mengenai ke mana uang
seharusnya dialokasikan.
Menurut data BPS 2023, rata-rata pengeluaran rumah tangga di kota besar mencapai Rp5,2 juta per bulan. Angka ini menunjukkan bahwa kebutuhan hidup terus meningkat, dan tanpa manajemen keuangan yang baik, potensi pemborosan semakin besar. Itulah mengapa menyusun Anggaran Bulanan menjadi solusi praktis untuk menekan kebocoran finansial sekaligus mempersiapkan tabungan dan dana darurat.
Prinsip 50/30/20 yang Mudah Diterapkan
Salah satu metode budgeting yang populer adalah prinsip 50/30/20. Metode ini
membagi penghasilan bulanan ke dalam tiga kategori utama:
1. 50%
untuk kebutuhan pokok: seperti makanan, tempat tinggal, transportasi,
dan tagihan rutin.
2. 30%
untuk keinginan: hiburan, belanja non-esensial, atau gaya hidup.
3. 20%
untuk tabungan dan investasi: dana darurat, cicilan, atau instrumen
investasi sederhana.
Metode ini sangat cocok untuk keluarga muda yang masih belajar disiplin dalam mengatur keuangan. Dengan kerangka yang jelas, setiap rupiah yang keluar bisa dipantau dan disesuaikan jika ada kebutuhan mendesak.
Cara Praktis Menyusun Anggaran Bulanan
Membuat anggaran bukan sekadar menulis daftar pengeluaran, tetapi menyusun
strategi keuangan agar tujuan jangka pendek dan panjang bisa tercapai. Berikut
langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan:
1. Catat
semua pemasukan – termasuk gaji, bonus, usaha sampingan, atau pemasukan
pasif.
2. Kelompokkan
pengeluaran – bedakan antara kebutuhan pokok, keinginan, dan tabungan.
3. Gunakan
aplikasi keuangan – aplikasi seperti Finansialku, Money Lover, atau
Spendee bisa membantu mencatat otomatis setiap transaksi.
4. Buat
evaluasi bulanan – di akhir bulan, bandingkan rencana dengan realisasi
pengeluaran. Jika ada selisih besar, periksa sumber kebocoran dan perbaiki
bulan berikutnya.
Dengan cara ini, Anda tidak hanya tahu ke mana uang pergi, tetapi juga bisa menyesuaikan strategi agar lebih efektif.
Studi Kasus: Keluarga Muda di Jakarta
Sebagai gambaran nyata, penulis pernah membantu pasangan muda di Jakarta
dengan penghasilan gabungan Rp12 juta per bulan. Awalnya, mereka tidak memiliki
catatan pengeluaran sehingga sering merasa uang habis begitu saja.
Setelah menerapkan metode 50/30/20, berikut gambaran sederhana yang mereka
jalani:
· Rp6
juta (50%) untuk kebutuhan pokok seperti sewa apartemen, makan, dan
transportasi.
· Rp3,6
juta (30%) untuk keinginan seperti makan di luar dan traveling kecil-kecilan.
· Rp2,4
juta (20%) untuk tabungan, cicilan emas, dan dana darurat.
Dalam waktu 8 bulan, mereka berhasil menabung lebih dari Rp15 juta, sesuatu yang sebelumnya terasa mustahil. Studi kasus sederhana ini membuktikan bahwa disiplin dalam menyusun Anggaran Bulanan bisa membawa perubahan nyata pada kondisi finansial.
Rekomendasi Praktik untuk Meningkatkan Keuangan Rumah Tangga
Selain membuat anggaran, ada beberapa kebiasaan tambahan yang dapat
memperkuat stabilitas keuangan keluarga:
· Menggunakan
fintech keuangan: aplikasi pencatat pengeluaran atau e-wallet dengan
fitur laporan bisa mempermudah monitoring.
· Menentukan
prioritas belanja: bedakan antara kebutuhan mendesak dengan keinginan
sesaat.
· Menerapkan
no-spend day: tentukan 2–3 hari dalam sebulan tanpa pengeluaran sama
sekali untuk melatih kontrol diri.
· Mencari sumber pemasukan tambahan: side hustle seperti freelance atau jualan online bisa membantu menambah dana tabungan.
Menghubungkan Anggaran dengan Tujuan Jangka Panjang
Anggaran yang baik tidak hanya fokus pada kebutuhan harian, tetapi juga
harus dikaitkan dengan tujuan jangka panjang. Misalnya, keluarga muda perlu
memikirkan:
· Dana
pendidikan anak.
· Persiapan
membeli rumah.
· Investasi
pensiun.
· Dana
darurat minimal 6 kali pengeluaran bulanan.
Jika semua tujuan ini masuk ke dalam perhitungan, anggaran akan lebih realistis dan memberi motivasi kuat untuk tetap disiplin.
Penutup
Mengatur keuangan bukan hanya soal mencatat, melainkan juga soal kesadaran
dan konsistensi dalam menjalani perencanaan. Dengan membuat Anggaran Bulanan yang jelas, setiap keluarga bisa memiliki kendali lebih besar
terhadap kondisi finansialnya.
Artikel ini ditulis dengan memadukan pengalaman nyata, praktik langsung yang sudah diterapkan oleh banyak keluarga muda, serta referensi data resmi dari OJK dan BPS. Dengan pendekatan seperti ini, Anda bukan hanya membaca teori, tetapi mendapatkan panduan praktis yang bisa langsung diterapkan.
Reviewed by nanda
on
Agustus 27, 2025
Rating:

Tidak ada komentar: