dananet.id - Di era digital, Gen-Z dikenal sebagai generasi yang cerdas memanfaatkan teknologi, tapi juga rentan terhadap pembelian impulsif, terutama melalui e-commerce. Fenomena ini memicu kebutuhan untuk menerapkan strategi menunda belanja impulsif agar Gen-Z bisa menabung lebih banyak. Dengan langkah-langkah tepat, Gen-Z tidak hanya bisa menghemat pengeluaran, tapi juga membangun kebiasaan finansial sehat sejak dini.
![]() |
| Strategi Menunda Belanja Impulsif ala Gen-Z untuk Bisa Menabung Lebih Banyak |
1. Pahami Perilaku Belanja Impulsif Gen-Z
Belanja
impulsif adalah pembelian yang dilakukan tanpa perencanaan, biasanya karena
dorongan emosi atau promosi yang menarik. Menurut survei OJK 2024, 62% Gen-Z di
Indonesia mengaku paling sering membeli barang impulsif melalui platform
e-commerce, terutama fashion, gadget, dan layanan hiburan digital. Faktor
psikologi seperti FOMO (Fear of Missing Out) dan “flash sale” meningkatkan
kecenderungan ini.
Mengidentifikasi kebiasaan ini adalah langkah pertama untuk menerapkan strategi menunda belanja impulsif agar Gen-Z bisa menabung lebih banyak. Dengan menyadari kapan dan kenapa dorongan membeli muncul, Gen-Z bisa mengambil keputusan lebih rasional sebelum mengeluarkan uang.
2. Terapkan “24 Jam Delay”
Salah
satu metode paling efektif adalah menunda pembelian minimal 24 jam. Teknik ini
memberi waktu bagi Gen-Z menilai apakah barang tersebut benar-benar diperlukan
atau hanya keinginan sesaat.
Contoh
nyata:
Raka, mahasiswa di Jakarta, ingin membeli sneakers baru seharga Rp1,2 juta.
Dengan menerapkan delay 24 jam, ia menyadari sepatu lama masih layak dipakai,
sehingga berhasil menahan pengeluaran. Dengan metode ini, ia bisa menabung
untuk tujuan jangka panjang.
Tips
praktis:
- Tambahkan barang ke wishlist
dulu, jangan langsung checkout.
- Gunakan reminder di aplikasi
e-commerce untuk mengevaluasi pembelian.
- Catat penghematan tiap kali
menunda pembelian, sehingga terasa motivasi.
Dengan teknik ini, Gen-Z bisa langsung melihat hasil nyata dari strategi menunda belanja impulsif agar Gen-Z bisa menabung lebih banyak.
3. Buat Anggaran Mingguan & Bulanan
Mengatur
anggaran sangat penting agar Gen-Z bisa mengontrol pengeluaran. Aplikasi
budgeting seperti Money Lover, YNAB, atau Spendee
memudahkan pencatatan pemasukan dan pengeluaran harian.
Tips
praktis:
- Pisahkan kategori:
kebutuhan, hiburan, tabungan, dan belanja.
- Sisihkan dana tertentu untuk
pembelian impulsif agar tidak mengganggu tabungan.
- Evaluasi anggaran tiap
minggu untuk melihat tren pengeluaran.
Studi behavioral finance menunjukkan, memiliki anggaran yang jelas membuat seseorang lebih sadar terhadap pengeluaran, sehingga mempermudah penerapan strategi menunda belanja impulsif agar Gen-Z bisa menabung lebih banyak.
4. Manfaatkan Teknologi untuk Membantu Menunda
Pembelian
Teknologi
bisa menjadi alat bantu untuk mengurangi pembelian impulsif:
- Notifikasi pengingat: Set alarm atau reminder di
aplikasi belanja untuk menunda checkout.
- Aplikasi tabungan otomatis: Uang yang seharusnya
digunakan untuk belanja impulsif dialihkan ke tabungan.
- Cashback & reward: Gunakan cashback untuk
belanja yang memang direncanakan, bukan impulsif.
Contoh
nyata:
Fajar, pengguna aplikasi e-wallet, memanfaatkan notifikasi untuk menunda
transaksi impulsif. Dengan cara ini, ia berhasil menabung tambahan Rp200.000
per bulan.
5. Praktik Mindfulness dalam Belanja
Mindfulness
membantu Gen-Z menilai kebutuhan sesungguhnya sebelum membeli. Pertanyaan
sederhana seperti “Apakah saya benar-benar butuh ini?” atau “Apakah barang ini
sejalan dengan tujuan keuangan saya?” bisa mencegah pengeluaran impulsif.
Tips
praktis:
- Catat perasaan sebelum
checkout.
- Hindari scrolling e-commerce
saat bosan atau stres.
- Tetapkan prioritas
pengeluaran berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan sesaat.
Pendekatan ini mendukung strategi menunda belanja impulsif agar Gen-Z bisa menabung lebih banyak secara berkelanjutan.
6. Gunakan Sistem Reward dan Akuntabilitas
Membuat
sistem reward membantu menjaga motivasi menabung:
- Tetapkan target tabungan
bulanan.
- Rayakan pencapaian kecil
(misal: treat sederhana tanpa mengganggu tabungan).
- Bergabung dengan komunitas
literasi finansial untuk saling berbagi tips dan pengalaman.
Contoh
nyata:
Lisa dan teman-temannya membuat grup chat untuk mencatat pengeluaran dan
tabungan masing-masing. Hal ini memberi efek sosial yang mendorong disiplin
finansial.
7. Integrasikan Sharing Economy
Sharing
economy menjadi alternatif cerdas untuk mengurangi pengeluaran. Gen-Z bisa
berbagi biaya langganan digital, transportasi, atau ruang kerja:
- Streaming services: Bagi langganan Spotify atau
Netflix.
- Ride-sharing: Berbagi biaya bensin atau
transportasi harian.
- Coworking space: Biaya sewa dibagi beberapa
orang.
Dengan cara ini, tidak hanya hemat, tapi juga mendukung pengalaman sosial yang produktif.
8. Evaluasi Setiap Pembelian
Membuat
jurnal belanja membantu Gen-Z mengevaluasi pola pembelian. Catat:
- Barang yang dibeli
- Alasan pembelian
- Harga & kategori
- Hasil evaluasi apakah
pembelian tersebut impulsif atau direncanakan
Evaluasi rutin membantu memperkuat disiplin finansial dan memaksimalkan strategi menunda belanja impulsif agar Gen-Z bisa menabung lebih banyak.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1.
Bagaimana cara efektif menunda belanja impulsif bagi Gen-Z?
Gunakan teknik “24 jam delay”, catat wishlist, dan evaluasi apakah pembelian
benar-benar diperlukan.
2. Apakah
menunda belanja benar-benar membuat tabungan lebih besar?
Ya. Survei behavioral finance dan OJK menunjukkan teknik delay mengurangi
pembelian impulsif hingga 35%, sehingga tabungan meningkat.
3.
Bagaimana teknologi dapat membantu menunda belanja impulsif?
Gunakan reminder di aplikasi e-commerce, tabungan otomatis, dan fitur
notifikasi pengeluaran.
4. Apa
hubungannya sharing economy dengan menabung?
Berbagi biaya langganan, transportasi, dan ruang kerja memungkinkan pengeluaran
lebih efisien dan menambah tabungan.
Kesimpulan Dengan menerapkan strategi seperti “24 jam delay”, budgeting mingguan, mindfulness, reward sistem, dan integrasi sharing economy, Gen-Z dapat menunda pembelian impulsif secara efektif. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan tabungan, tapi juga mengembangkan kebiasaan finansial sehat sejak dini. Artikel ini juga menekankan strategi menunda belanja impulsif agar Gen-Z bisa menabung lebih banyak yang bisa langsung diterapkan sehari-hari.
Reviewed by nanda
on
September 29, 2025
Rating:

Tidak ada komentar: