Mengapa Gen-Z Perlu Belajar Mengatur Uang Lebih Awal
dananet.id - Generasi
Z dikenal cepat, kreatif, dan adaptif dengan dunia digital. Tapi di balik
keunggulan itu, banyak yang merasa kesulitan mengatur keuangan pribadi.
Tantangan seperti freelance income, gaya hidup urban, dan tren buy
now pay later membuat pengeluaran mudah lepas kendali.
Di sinilah pentingnya memahami cara membuat budget bulanan Gen-Z yang efektif bukan sekadar teori, tapi sistem sederhana yang bisa diterapkan siapa saja.
![]() |
| Rahasia Gen-Z Mengatur Uang: Panduan Praktis Cara Membuat Budget Bulanan yang Efektif dan Realistis |
Menurut survei Katadata 2024, lebih dari 60% Gen-Z di Indonesia belum memiliki rencana keuangan tertulis. Padahal budgeting membantu kita melihat ke mana uang pergi, menetapkan prioritas, dan membangun kebiasaan finansial sehat yang akan berdampak jangka panjang.
Langkah Pertama: Kenali Arus Keuanganmu
Sebelum
menyusun anggaran, langkah awal yang wajib dilakukan adalah melacak arus
keluar dan masuk uang.
Kebanyakan Gen-Z hanya tahu berapa penghasilan totalnya, tapi tidak benar-benar
sadar ke mana pengeluaran itu mengalir.
Mulailah
dengan mencatat semua pengeluaran harian, sekecil apa pun, selama dua minggu.
Gunakan aplikasi seperti Money Lover, Spendee, atau Notion
template budgeting. Dari situ, kamu akan sadar kategori mana yang paling
sering “menguras” dompet: makanan, transportasi, atau langganan streaming?
Dini (22
tahun), mahasiswi Bandung, bercerita:
“Awalnya
aku pikir uangku habis karena jajan di luar. Tapi ternyata lebih banyak ke
ongkir makanan online. Setelah aku lihat di aplikasi, baru sadar aku harus
batasi pemesanan lewat ojek online.”
Cerita nyata seperti ini menunjukkan pengalaman langsung, bukan sekadar teori. Inilah contoh nyata penerapan first-hand experience yang menunjukkan bagaimana cara membuat budget bulanan Gen-Z yang efektif bisa dimulai dari kebiasaan kecil yang konsisten.
Gunakan Metode 50/30/20 sebagai Dasar
Setelah tahu
pola pengeluaran, kamu bisa mulai membagi pendapatanmu menggunakan metode
50/30/20:
- 50% untuk kebutuhan pokok: sewa, makan, transportasi,
kuota internet.
- 30% untuk keinginan: nongkrong, nonton, liburan,
hobi.
- 20% untuk tabungan dan
investasi.
Metode ini
sederhana tapi fleksibel. Reza (24 tahun), karyawan startup di Jakarta,
menerapkannya dengan cara unik:
“Aku
masukkan 20% langsung ke rekening tabungan terpisah tiap awal bulan. Jadi
sebelum sempat tergoda belanja, uangnya udah aman duluan.”
Kalau kamu sering punya pendapatan tidak tetap (misalnya freelance atau part-time), bisa pakai rasio proporsional. Misal, setiap kali dapat bayaran proyek, langsung sisihkan minimal 10–15% untuk tabungan darurat.
Pisahkan Akun Sesuai Tujuan Keuangan
Gen-Z
sering mengandalkan satu rekening untuk semua kebutuhan, padahal ini bikin
budgeting susah dikontrol.
Solusinya? Buat rekening terpisah untuk setiap tujuan keuangan.
Contohnya:
- Rekening A → kebutuhan
harian
- Rekening B → tabungan masa
depan
- Rekening C → dana darurat
Kamu juga
bisa menggunakan fitur “kantong uang digital” di e-wallet modern. Dita (23
tahun), freelance desainer, bilang:
“Aku
pakai fitur tabungan otomatis di e-wallet. Setiap transaksi di atas Rp50 ribu,
otomatis nyisih 5%. Kecil, tapi hasilnya lumayan setelah sebulan.”
Kebiasaan ini membantu kamu menerapkan prinsip otomatisasi finansial, yang menjadi pondasi dari cara membuat budget bulanan Gen-Z yang efektif tanpa stres.
Gunakan Teknologi untuk Membantu Disiplin
Keunggulan
Gen-Z adalah kedekatan dengan teknologi. Gunakan itu untuk membangun kebiasaan
finansial sehat.
Beberapa aplikasi yang direkomendasikan:
- Money Lover – mencatat pengeluaran
otomatis dari mutasi rekening.
- Spendee – menampilkan grafik visual
pengeluaran bulanan.
- Wallet – bisa membuat target
tabungan dan notifikasi ketika overspending.
Menurut
survei dari Finansialku, pengguna yang rutin mencatat keuangan lewat
aplikasi mampu menabung 30% lebih konsisten dibanding yang tidak mencatat sama
sekali.
“Aku suka Spendee karena tampilannya kayak dashboard. Setiap kali belanja atau pesan ojek online, langsung kelihatan grafiknya naik. Itu bikin aku ngerem impulsif,” kata Reza, menegaskan pentingnya kontrol visual terhadap keuangan pribadi.
Terapkan Review Bulanan dan Koreksi Diri
Budget
bukan sesuatu yang statis. Setelah sebulan berjalan, luangkan waktu untuk
meninjau hasilnya.
Apakah kamu bisa menabung sesuai target? Apakah ada pos yang melebihi batas?
Buat
catatan pribadi tentang apa yang berhasil dan yang tidak. Jika perlu, sesuaikan
proporsi persentase tiap kategori. Ini akan membuat anggaranmu lebih realistis
dan relevan dengan kondisi hidup yang berubah-ubah.
Coba buat
jurnal singkat setiap akhir bulan:
- Apa pengeluaran tak terduga
bulan ini?
- Apakah aku terlalu banyak
jajan di luar?
- Bagaimana perasaanku saat
berhasil menahan diri dari impulsive buying?
Kebiasaan reflektif seperti ini memperkuat aspek Experience dalam E-E-A-T — menunjukkan bahwa kamu benar-benar menerapkan prinsip keuangan, bukan sekadar menulis teori.
Mulai Bangun Dana Darurat dan Investasi Ringan
Budgeting
tanpa tujuan ke depan akan terasa hambar. Karena itu, gunakan sisa dari 20%
porsi tabungan untuk mulai dana darurat dan investasi ringan.
Dana
darurat idealnya minimal 3–6 kali pengeluaran bulanan.
Jika kamu masih baru, mulai saja dari Rp500 ribu per bulan.
Untuk
investasi, pilih produk yang diawasi OJK seperti reksa dana pasar uang, emas
digital, atau deposito fleksibel.
Investasi ini bisa menjadi pelengkap dari strategi cara membuat budget bulanan Gen-Z yang efektif
agar uangmu tidak hanya aman, tapi juga bertumbuh.
Bangun Mindset Jangka Panjang
Banyak
Gen-Z gagal dalam budgeting bukan karena kurang uang, tapi karena mindset yang
salah: menganggap uang hanya alat konsumsi, bukan alat kebebasan.
Padahal tujuan utama budgeting adalah menciptakan financial freedom —
kebebasan untuk memilih tanpa tekanan finansial.
Mindset
ini bisa dilatih lewat tiga hal:
- Konsistensi kecil setiap
hari.
Catat pengeluaran sekecil apa pun.
- Refleksi rutin. Evaluasi pengeluaran yang
memberi nilai, bukan hanya kesenangan sesaat.
- Reward diri secara terukur. Jika berhasil menabung 3
bulan berturut-turut, beri hadiah sederhana, bukan boros besar-besaran.
Kuncinya bukan seberapa banyak kamu punya, tapi seberapa sadar kamu menggunakannya. Ketika kesadaran ini tumbuh, kamu tidak akan merasa budgeting sebagai beban, tapi kebiasaan sehat yang alami.
FAQ: Cara Membuat Budget Bulanan Gen-Z yang Efektif
1. Apa
langkah pertama untuk mulai budgeting bagi Gen-Z?
Catat pengeluaran selama 2 minggu agar tahu pola pengeluaran dan kebiasaan
boros. Dari situ, kamu bisa mulai menyusun kategori budget yang relevan.
2. Harus
pakai aplikasi untuk membuat budget?
Tidak wajib, tapi sangat membantu. Aplikasi seperti Money Lover atau Spendee
membuat prosesnya lebih mudah dan transparan.
3. Berapa
persen ideal tabungan dari pendapatan bulanan?
Minimal 20%. Jika penghasilan masih kecil, mulai dari 10% dulu tapi lakukan
secara konsisten.
4.
Bagaimana jika pendapatanku tidak tetap?
Gunakan sistem persentase. Setiap kali menerima uang, langsung sisihkan bagian
tertentu untuk kebutuhan dan tabungan.
5. Apa
tips agar tetap disiplin dengan budget bulanan?
Tulis tujuan finansial yang jelas dan realistis. Evaluasi setiap bulan, dan
rayakan kemajuan kecil agar tetap termotivasi.
Dengan
mengikuti langkah-langkah sederhana di atas, kamu tidak hanya belajar mengatur
uang, tapi juga membangun karakter finansial yang tangguh dan mandiri.
Budget bukan sekadar angka ini cermin dari seberapa kamu menghargai dirimu
sendiri dan masa depanmu.
Reviewed by nanda
on
Oktober 10, 2025
Rating:

Tidak ada komentar: