dananet.id - Generasi Z dikenal sebagai generasi digital native yang kreatif, adaptif, dan sangat terhubung dengan teknologi. Namun, satu tantangan terbesar yang dihadapi banyak Gen-Z adalah belanja impulsif, terutama saat berhadapan dengan promo flash sale, diskon, atau rekomendasi produk di media sosial. Kebiasaan ini dapat mengganggu stabilitas keuangan, terutama bagi mahasiswa dan pekerja muda dengan pendapatan terbatas.
![]() |
| Tips Menghindari Belanja Impulsif bagi Gen-Z: Strategi Praktis dan Aplikasi Budgeting |
Untuk membantu Gen-Z lebih bijak, artikel ini membahas tips menghindari belanja impulsif bagi Gen-Z melalui strategi budgeting, aplikasi digital, dan contoh nyata yang mudah diterapkan sehari-hari.
Mengapa Belanja Impulsif Bisa Jadi Masalah?
Belanja
impulsif sering kali terjadi tanpa pertimbangan matang. Gen-Z cenderung mudah
terpengaruh media sosial, iklan online, dan peer pressure. Dampak dari perilaku
ini meliputi:
- Pengeluaran melebihi
pendapatan.
- Tabungan atau investasi
tertunda.
- Stres finansial yang dapat
memengaruhi kesehatan mental.
Mengendalikan belanja impulsif bukan sekadar menahan diri, tetapi juga mengatur keuangan dengan cara yang cerdas dan terencana.
Langkah Praktis Mengendalikan Belanja Impulsif
Berikut
beberapa langkah yang bisa diterapkan Gen-Z untuk menghindari kebiasaan belanja
impulsif:
1. Gunakan Aplikasi Budgeting untuk Mengatur
Keuangan
Aplikasi
budgeting modern membantu memisahkan pengeluaran, memberi notifikasi, dan
menampilkan laporan. Misalnya:
- Dompetku Pintar: integrasi e-wallet &
bank, notifikasi pengeluaran, laporan mingguan.
- Money Lover: visualisasi pengeluaran,
kategori pengeluaran yang fleksibel.
- Finansialku: fitur konsultasi perencana
keuangan, cocok untuk mahasiswa dan pekerja muda.
Contoh
Nyata:
Rina, mahasiswi dengan gaji Rp3.500.000 per bulan, mengatur kategori “Belanja
Impulsif” sebesar Rp500.000. Ia mengaktifkan notifikasi peringatan, meninjau
laporan mingguan, dan menggunakan strategi Delay 24 Jam sebelum melakukan pembelian.
Hasilnya, pengeluaran impulsifnya berkurang 60% dan tabungan meningkat.
2. Terapkan Strategi Delay 24 Jam
Salah
satu teknik efektif untuk tips menghindari belanja impulsif bagi Gen-Z
adalah strategi delay. Ketika ingin membeli sesuatu:
- Tandai barang dalam
wishlist.
- Tunggu minimal 24 jam
sebelum checkout.
- Tinjau kembali kebutuhan vs
keinginan.
Strategi ini membantu Gen-Z menilai keputusan pembelian secara objektif, sehingga hanya barang yang benar-benar dibutuhkan yang dibeli.
3. Tentukan Anggaran Khusus untuk Belanja Hiburan
Alih-alih
menekan pengeluaran sepenuhnya, buat kategori khusus:
- Hiburan & belanja
impulsif: 20–30% dari penghasilan bulanan.
- Tabungan & investasi:
20% tetap dialokasikan terlebih dahulu.
Dengan begitu, Gen-Z tetap bisa menikmati aktivitas sosial tanpa mengorbankan stabilitas finansial.
4. Gunakan Metode Budgeting Populer
Beberapa
metode yang efektif untuk mengontrol pengeluaran:
- 50/30/20 Rule: 50% kebutuhan pokok, 30%
gaya hidup, 20% tabungan/investasi.
- Zero-Based Budgeting: setiap rupiah
dialokasikan, tidak ada sisa yang “nganggur”.
- Envelope/Digital Envelope
Method:
pisahkan uang untuk setiap kategori, bisa dilakukan melalui aplikasi.
Metode-metode ini memudahkan Gen-Z membuat keputusan cerdas terkait pembelian impulsif.
Tips Tambahan untuk Mengurangi Belanja Impulsif
- Unfollow akun yang mendorong
belanja impulsif di
media sosial.
- Matikan notifikasi promo
yang tidak penting agar tidak tergoda.
- Gunakan cash atau e-wallet
terbatas
untuk mengontrol pengeluaran.
- Evaluasi kebiasaan belanja
setiap minggu
untuk melihat pola dan menyesuaikan budget.
Dengan menerapkan tips ini, Gen-Z tidak hanya bisa menghindari belanja impulsif, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan finansial sehat yang berkelanjutan.
Contoh Nyata Lainnya dari Gen-Z
Kasus 1:
Dito, Freelance Designer
- Penghasilan bulanan:
Rp5.000.000
- Tantangan: mudah tergoda
membeli gadget baru.
- Solusi: aplikasi Money Lover
+ strategi Delay 24 Jam.
- Hasil: Dito berhasil menahan
diri membeli gadget baru hingga ada diskon khusus yang benar-benar
dibutuhkan, dan mengalokasikan Rp500.000 ekstra ke investasi reksa dana.
Kasus 2:
Siti, Mahasiswi dengan Beasiswa
- Pendapatan bulanan terbatas:
Rp3.000.000
- Tantangan: belanja kosmetik
saat ada flash sale.
- Solusi: pisahkan kategori
“Beauty & Fashion” di aplikasi Dompetku Pintar + reminder harian.
- Hasil: Pengeluaran turun 40%, dana tabungan meningkat, Siti lebih percaya diri dalam pengaturan keuangan.
FAQ: Tips Menghindari Belanja Impulsif bagi Gen-Z
1. Apa
strategi paling efektif menahan diri dari belanja impulsif?
Strategi Delay 24 Jam terbukti paling praktis. Tandai barang dalam wishlist,
tunggu sehari, lalu evaluasi keputusan.
2. Apakah
aplikasi budgeting benar-benar membantu?
Ya, aplikasi membantu mengontrol kategori pengeluaran, memberi notifikasi, dan
menampilkan laporan visual yang mudah dipahami.
3.
Bagaimana jika saya sering tergoda promosi online?
Unfollow akun yang memicu belanja impulsif, matikan notifikasi, dan tetapkan
budget khusus kategori “Belanja Impulsif.”
4. Apakah
metode 50/30/20 cocok untuk semua Gen-Z?
Metode ini sangat cocok untuk pemula karena sederhana, tetapi bisa
dikombinasikan dengan Zero-Based Budgeting untuk kontrol lebih ketat.
5.
Bagaimana menggabungkan tips ini dengan investasi?
Selalu alokasikan tabungan & investasi terlebih dahulu sebelum pengeluaran
gaya hidup. Misal 20% penghasilan langsung masuk reksa dana atau tabungan
darurat.
Dengan mengikuti panduan di atas, Gen-Z bisa lebih bijak mengelola keuangan, menghindari pengeluaran impulsif, dan tetap menikmati gaya hidup digital tanpa menimbulkan tekanan finansial. Artikel ini juga selaras dengan cara membuat budget bulanan efektif bagi Gen-Z yang membahas strategi menabung dan investasi serta panduan aplikasi budgeting.
Reviewed by nanda
on
Oktober 10, 2025
Rating:
.jpg)
Tidak ada komentar: