Pendahuluan
dananet.id - Generasi Z atau Gen-Z dikenal adaptif, kreatif, dan melek teknologi. Di tengah biaya hidup yang semakin tinggi, mereka mencari cara baru agar tetap bisa menabung tanpa harus mengorbankan gaya hidup. Salah satu tren yang sedang populer adalah sharing economy. Konsep ini memungkinkan anak muda berbagi layanan, barang, atau ruang sehingga biaya bisa ditekan secara signifikan. Artikel ini akan membahas secara mendalam strategi praktis, tren terbaru, serta contoh nyata tentang cara menghemat pengeluaran sehari-hari ala Gen-Z dengan sharing economy.
![]() |
| Strategi Cerdas Gen-Z: Cara Menghemat Pengeluaran Sehari-hari dengan Sharing Economy |
Apa Itu Sharing Economy dan Mengapa Relevan untuk
Gen-Z?
Sharing
economy adalah sistem berbagi sumber daya, mulai dari kendaraan, ruang kerja,
hingga langganan aplikasi. Alih-alih memiliki barang atau layanan secara penuh,
Gen-Z cukup membagi biaya dengan orang lain. Konsep ini sesuai dengan gaya
hidup digital dan kolaboratif mereka.
Menurut laporan Statista (2024), nilai pasar sharing economy di Asia Tenggara diproyeksikan menembus USD 20 miliar pada 2025. Di Indonesia sendiri, survei Katadata Insight Center (2023) mencatat 62% Gen-Z telah memanfaatkan layanan berbagi, mulai dari ride-sharing hingga co-living. Angka ini membuktikan bahwa sharing economy bukan sekadar tren, melainkan bagian dari strategi keuangan generasi muda.
Strategi Hemat Gen-Z Melalui Sharing Economy
1. Berbagi Langganan Digital
Spotify,
Netflix, YouTube Premium, dan berbagai aplikasi hiburan kini bisa dinikmati
bersama. Misalnya, langganan Rp60.000 per bulan bisa dibagi menjadi Rp20.000
per orang jika digunakan tiga teman. Dalam setahun, penghematan mencapai
ratusan ribu rupiah.
2. Carpooling dan Ride-Sharing
Transportasi
adalah salah satu pengeluaran terbesar. Dengan berbagi kendaraan bersama teman
atau kolega, biaya bensin dan parkir dapat dibagi rata. Gen-Z di kota besar
semakin akrab dengan aplikasi carpooling yang mempermudah pengaturan jadwal
perjalanan.
3. Co-Working Space dan Co-Living
Bekerja
atau belajar di ruang bersama membuat biaya lebih murah daripada menyewa ruang
sendiri. Misalnya, paket coworking Rp3 juta bisa dibagi 5 orang sehingga masing-masing
hanya membayar Rp600.000.
4. Pembelian Barang Secara Kolektif
Gen-Z juga memanfaatkan group buying untuk membeli barang kebutuhan. Dari gadget, alat elektronik, hingga perlengkapan rumah tangga, biaya bisa ditekan jika dibeli dalam jumlah besar lalu dibagi.
Kelebihan Sharing Economy untuk Kehidupan Finansial
Gen-Z
- Hemat biaya tetap: transportasi, langganan
hiburan, hingga sewa ruang kerja.
- Fleksibilitas tinggi: tidak perlu komitmen
kepemilikan jangka panjang.
- Modern & sesuai tren
digital:
berbagi biaya dilakukan dengan aplikasi yang mudah.
- Dampak lingkungan positif: mengurangi konsumsi
berlebihan dan mendorong keberlanjutan.
Dengan manfaat ini, tak heran jika sharing economy jadi bagian penting dari strategi cara menghemat pengeluaran sehari-hari ala Gen-Z dengan sharing economy.
Studi Kasus: Penerapan Sharing Economy oleh Gen-Z
- Rina, mahasiswa Bandung → Berbagi akun streaming
dengan 3 teman, hemat Rp480.000 per tahun.
- Ali, pekerja lepas Jakarta → Carpool 3 kali seminggu
dengan 2 teman, hemat Rp150.000 per bulan.
- Bayu, mahasiswa Surabaya → Menyewa coworking space
dengan 4 teman, hemat hingga Rp2,4 juta per tahun.
Kisah nyata ini menunjukkan bahwa penghematan melalui sharing economy sangat terasa jika diterapkan konsisten.
Tips Praktis Memaksimalkan Sharing Economy
- Pilih partner terpercaya → berbagi biaya harus
dengan orang yang punya komitmen jelas.
- Gunakan aplikasi pendukung → manfaatkan e-wallet atau
aplikasi khusus untuk membagi tagihan secara otomatis.
- Catat pengeluaran → gunakan aplikasi
budgeting agar penghematan lebih terlihat.
- Tetapkan aturan bersama → misalnya jadwal penggunaan, tanggung jawab pembayaran, dan cara mengatasi kendala.
Tantangan dan Risiko Sharing Economy
Meski
efektif, sharing economy juga punya tantangan:
- Risiko pembayaran tidak
merata jika salah satu pihak tidak konsisten.
- Potensi konflik penggunaan
(misalnya akses akun streaming).
- Kurangnya regulasi resmi di
beberapa layanan berbagi.
Untuk mengurangi risiko, penting bagi Gen-Z membuat kesepakatan tertulis atau menggunakan platform resmi.
Tren Sharing Economy di Indonesia Tahun 2025
- Co-working space semakin
populer
seiring tren freelance dan remote working.
- Aplikasi ride-sharing makin terintegrasi dengan
dompet digital, memudahkan transaksi.
- Co-living jadi solusi anak muda di
kota besar dengan biaya sewa tinggi.
- Group subscription aplikasi edukasi atau
produktivitas semakin banyak digunakan oleh mahasiswa.
Semua tren ini mempertegas bahwa strategi cara menghemat pengeluaran sehari-hari ala Gen-Z dengan sharing economy bukan hanya relevan, tapi akan terus berkembang di masa depan.
FAQ
1. Apa
benar sharing economy bisa menghemat banyak untuk Gen-Z?
Ya. Berdasarkan studi Katadata (2023), mayoritas Gen-Z Indonesia berhasil
menghemat 10–30% pengeluaran bulanan melalui konsep berbagi layanan dan barang.
2. Apa
saja contoh layanan sharing economy yang populer di Indonesia?
Ride-sharing (Gojek, Grab), co-living, co-working space, berbagi langganan
aplikasi hiburan, hingga pembelian kolektif di marketplace.
3.
Bagaimana cara aman berbagi akun atau layanan digital?
Gunakan fitur family plan resmi, bayar melalui rekening bersama atau
e-wallet, dan tentukan aturan penggunaan sejak awal.
4. Apakah
sharing economy hanya untuk hiburan?
Tidak. Konsep ini bisa diterapkan ke transportasi, tempat tinggal, ruang kerja,
hingga kebutuhan belajar dan pekerjaan sehari-hari.
Dengan memahami strategi, manfaat, serta tantangan sharing economy, Gen-Z bisa lebih cerdas dalam mengatur keuangan.. Selain hemat, gaya hidup ini juga selaras dengan tren kolaboratif era digital.
Reviewed by nanda
on
September 29, 2025
Rating:

Tidak ada komentar: